NIKMATNYA BERBAGI
(Keutamaan Sedekah)
Diceritakan,
ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan seekor
belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya
agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan
begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya
benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa
keberkahan-Mu''.
Kisah
di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan rezeki yang dikurniakan oleh
Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya
keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi.
Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit
dan menyusahkan.
Agar
rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW
menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Sabda Rasulullah SAW: ''Belilah
semua kesulitanmu dengan sedekah''. Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan,
''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada
manusia di bumi. Yang satu menyeru, ‘Ya Tuhanku, karuniakanlah ganti kepada
orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah’. Yang satu lagi menyeru,
'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''
Sedekah
walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan
kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan
akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah
adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan
memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.
Sedekah
memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama,
mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Al-Qur’an
bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan.
Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib
menyatakan, “Pancinglah rezeki dengan sedekah”.
Kedua,
sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah bersedekah,
sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah”.
Ketiga,
sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, “Obatilah
penyakitmu dengan sedekah”.
Keempat,
sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, “Perbanyaklah
sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur”.
Mengapa
semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang bersedekah.
Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada persoalan yang
tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan do’a yang Allah tidak
kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan
meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).
Kekuatan
dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia.
Lalu, kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga
tergerak untuk mencintai sedekah?. Di bawah ini beberapa keterangan yang
menegaskan tentang keutamaan sedekah.
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللهَ قَرْضًا
حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُطُ
وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman
yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan melipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.
(QS. al-Baqarah: 245)
مَثـَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ
أَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كَمَثـَلِ حَبَّةٍ أَنــْبَتـَتْ سَبْعَ
سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّة ۗ
وَاللهُ يُضعِفُ لِمَنْ يَّشَآءِ ۗ
وَاللهُ
وَاسِعٌ عَلِيْمٌ.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (QS. al-Baqarah: 261)
لَنْ تَنَالُ الْبِرَّ حَتــَّى تـُنْفِقُوْا
ِممَّا تُحِبُّوْنَ ۚ وَمَا تـُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللهَ
بِهِ عَلِيْمٌ
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai, dan apa
saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali
Imran: 92)
مَنْ جَآءَ
بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثــَالِهَا ۖ
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya”. (QS. al-An'am: 160)
قُلْ إِنَّ اللهَ رَبـِّى يَبْسُطُ الرِّزْقَ
لِمَنْ يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيـَقْدِرُ لَهُ ۚ
وَمَآ أَنــْفَقْتــُمْ مِّنْ شَيْءٍ
فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ
وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ
“Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki
bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi
(siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan,
maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.
(QS. Saba’: 39)
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهِ ۖ
وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ
فَلْيُنْفِقْ مِمَّا ءَاتهُ اللهُ ۚ لاَيــُكَلِـّفُ اللهُ نـَفْسًا إِلاَّ
مَآءَاتـَهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرِ يُسْرًا
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari
harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan”. (QS. ath-Thalaaq: 7).
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ t أَنَّ النَّبِيَّ r قَالَ: مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ
مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا. (البخاري)
“Diriwayatkan dari
Abu Hurairah R.A, bahwasanya Nabi SAW bersabda: Tidak ada suatu pagi yang
dilalui oleh manusia kecuali ada dua malaikat yang turun dan berkata salah
satunya: Ya Allah berikanlah ganti kepada orang yang hari ini bersedekah.
Malaikat yang satu lagi berkata: Ya Allah berikanlah kebinasaan kepada orang
yang pada hari ini pelit”. (HR. Bukhari dan Muslim)
عَنْ
أَبـِي كَبْشَةَ الأَنــَمَارِيُّ t أَنــَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ r يَقُولُ: مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ. (الترمذي)
“Diriwayatkan dari
Abu Kabsyah al-Anmari bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: Tidak
berkurang harta seorang hamba karena bersedekah”. (HR. Tirmidzi)
عَنْ
سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ t عَنِ النَّبِيِّ r قَالَ:
إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثــْنَتـَانِ
صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ (النسائي)
“Diriwayatkan dari
Salman bin Amir dari Nabi SAW ia bersabda: Sesungguhnya sedekah kepada orang
miskin itu pahalanya satu macam yaitu pahala sedekah, sedangkan bersedekah
kepada kaum kerabat pahalanya dua macam yaitu pahala sedekah dan pahala
shilaturrahim”. (HR. Nasai)
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r: حَصِّنُوا أَمْوَالَكُمْ بِالزَّكَاةِ، وَدَاوُوا مَرْضَاكُمْ
بِالصَّدَقَةِ، وَأَعِدُّوا لِلْبَلاءِ الدُّعَاءَ (الطبراني)
“Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata: Rasulullah
saw bersabda: Bentengilah harta kalian dengan zakat, obatilah sakit kalian
dengan bersedekah, dan persiapkanlah do'a untuk menghadapi musibah”. (HR.
Thabrani)
عَن
عَلِيٍّ كرم الله وجهه قال: قال رَسولُ اللهِ r: بَادِرُوا بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ الْبَلاَءَ لاَيــَتــَخَطَّاهَا
(رواه رزين)
“Diriwayatkan dari
Ali K.M, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Segeralah bersedekah karena
bala/musibah tidak akan mendahuluinya”. (HR. Razin)
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r: إِنَّ لِلَّهِ عَبَّادًا اخْتـَصَّهُمْ بِالنِّعَمِ لِمَنَافِعِ
الْعِبَادِ، يُقِرُّهُمْ فِيهَا مَا بَذَلُوهَا، فَإِذَا مَنَعُوهَا نَزَعَهَا
مِنْهُمْ، فَحَوَّلَهَا إِلَى غَيْرِهِمْ (الطبراني)
“Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata: Rasulullah saw
bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang diberikan oleh Allah berbagai
kenikmatan untuk dimanfaatkan/kepentingan hamba-hamba yang lain. Allah akan
menetapkan mereka dalam kenikmatan itu selama mereka memberikannya kepada orang
lain. Apabila mereka mencegahnya maka Allah akan tarik darinya dan diberikan
kepada orang lain”. (HR. Thabrani)
عَنْ
أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ t قَال: قاَل رَسولُ اللهِ r: أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى هَدَاياَ اللهِ تعالى إِلَى خَلْقِهِ؟
قُلْناَ: بَلَى، قاَل: اَلــْفَقِيرُ مِنْ خَلْقِهِ هُوَ هَدِيَّةُ اللهِ تَعالى
قَبِلَ ذَلِكَ أَوْ تَرَكَ. (رواه ابن النجار)
“Diriwayatkan dari
Ubay bin Ka'b ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Maukah kamu saya tunjukkan
hadiah Allah kepada makhluk-Nya? Kami menjawab: Tentu kami mau. Rasulullah
bersabda: Orang fakir itulah hadiah Allah, diterima atau ditolak”. (HR. Ibnu
Najjar)